TRIWINDU 
Brand Identity and Promotional Media 
Background
Projek ini dilatarbelakangi oleh Pasar Triwindu yang telah berdiri sejak tahun 1939, namun tidak memiliki identitas visual sejak dahulu. Padahal, identitas visual penting bagi tempat bersejarah karena dapat digunakan sebagai artefak historis penanda jaman. Pengunjung dan pembeli juga menurun drastis selama pandemi Covid-19. Kondisi terkini, Pasar Triwindu tidak jauh berbeda dengan pasar konvensional lainnya. Potensi sebagai wisata unggulan pun kurang dimaksimalkan oleh pengelola. 

Objectives
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka ditentukan selain identitas visual, dibutuhkan juga brand identity untuk memaksimalkan potensi wisata dari Pasar Triwindu. merancang media promosi yang sesuai dengan target audiens. 

Solution
Perancangan dimulai dengan riset (historis, wawancara, dan studi literatur) dan perancangan brand strategy terlebih dahulu. Untuk dapat memaksimalkan potensi wisata melalui medium visual, brand identity ini akan merujuk pada sejarah, artefak, komoditas, dan arsitektur dari Pasar Triwindu.​​​​​​​
Logo Design Concept
Logogram mengacu pada sejarah Pasar Triwindu yang dulunya sebelum menjadi sebuah pasar merupakan sebuah kandang kuda; dan dari kuda goyang yang merupakan salah satu artefak di sana. Pemilihan kuda goyang sebagai logogram bermaksud ketika audiens pertama kali melihat logogram, mereka akan teringat sebuah mainan dari masa lalu. Kemudian ketika mereka mempelajari lebih lanjut, mereka akan mengetahui bahwa kuda adalah akar sejarah dari Pasar Triwindu. Selain kuda goyang, logogram juga terdiri dari sebuah frame dengan bentuk segi delapan yang diambil dari “windu” pada nama Triwindu yang berarti delapan. Kuda goyang di dalam frame memiliki makna sebagai sebuah memori atau kenangan dalam benak seseorang.

Logotype dari Pasar Triwindu dikembangkan dari artefak papan kayu berwarna merah bertuliskan “PASAR TRIWINDOE”. Serif dengan bentuk yang tegas dan kaku diambil dari artefak papan tersebut dan arsitektur atap Pasar Triwindu. Untuk mendapatkan karakter yang otentik dan antik, lingkaran di atas huruf “i” pada artefak papan dipertahankan pada logotype. Kerning logotype yang berhimpitan merupakan visualisasi tata letak barang dagangan di Pasar Triwindu.
Konfigurasi logo yang bisa digunakan pada pengaplikasian media.
Brand Color
Pemilihan warna yang akan digunakan pada identitas Pasar Triwindu bersumber dari warna dari artefak papan dan artefak lainnya yang familiar terdapat di Pasar Triwindu. 
Brand Typography
Headline dalam desain akan menggunakan typeface Xanh Mono yang memiliki jenis mono-serif oleh Yellow Type Foundry. Typeface ini dipilih karena memiliki karakter yang unik, mirip seperti hasil ketikan dari mesin tik namun condensed seperti logotype. Kalimat pendek atau sub-headline akan menggunakan typeface Spectral Semibold agar kontras dengan headline dan bodytext. Bodytext akan menggunakan typeface Spectral Light. Spectral oleh Production Type dipilih karena memiliki serif yang sama seperti logotype dan memiliki readibility yang tinggi. Kedua typeface ini dipilih agar saling melengkapi visual lainnya untuk menciptakan kesan yang antik.
Brand Key Visual
Tampilan teknik cetak yang dapat ditemukan pada perangko atau cetak manual lainnya akan diaplikasikan pada artefak dengan cara diberi efek halftone. Pengaplikasian warna elemen grafis dan background akan kontras satu sama lain. Selain itu, terdapat juga Eurion (lingkaran-lingkaran kecil menyerupai rasi bintang) yang akan dibagi menjadi 2 sisi, sisi pertama terdapat 3 lingkaran, dan sisi lainnya terdapat 8 lingkaran. Simbolis dari Tri dan Windu.

BRAND STRATEGY
Vision
Menjadi pasar wisata unggulan yang berseri dan berwawasan budaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

Brand Values
1. Setiap Barang Memiliki Kenangan
2. Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
3. Melestarikan Warisan

Competitive Advantage
Competitive advantage yang bisa di tawarkan dari Pasar Triwindu adalah faktor “experience”. Pasar Triwindu merupakan pasar barang antik bersejarah di kota Surakarta yang menawarkan pengalaman berwisata menyusuri lorong pasar yang memiliki tata letak yang barang dagangan yang artistik. Sembari pengunjung menyusuri lorong pasar, mereka juga sambi mengenang memori masa lalu melihat barang-barang antik yang beraneka ragam.

Target Audience
1. Content Creator
2. Traveler
3. Antique Enthusiast

Brand Positioning
Pasar Triwindu merupakan pasar barang antik bersejarah yang menawarkan pengalaman berwisata menyusuri lorong yang artistik sambi mengenang memori masa lalu. 

Brand Personality
Pasar Triwindu yang menjual barang-barang yang sentimentil bagi konsumen, sesuai dengan archetype The Everyman yang memiliki karakteristik untuk connect dan belonging atau rasa memiliki. Selain The Everyman, Pasar Triwindu juga akan memiliki karakteristik dari The Sage yang memiliki dorongan untuk membagikan pengetahuan yang mereka ketahui.

Tone of Voice
Tone dari Pasar Triwindu adalah passionate, intriguing, informatif dan deskriptif. Bahasa primer yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena berdasarkan dari hasil riset, wisatawan Indonesia yang paling mendominasi kunjungan di Pasar Triwindu. Voice dari komunikasi Pasar Triwindu adalah autentik, ekspresif dalam menyampaikan sesuatu, ramah dan tidak kaku, dan knowledgeable. 

Brand Tagline
Telusur Masa Lalu
“Telusur” memiliki makna mengajak untuk datang ke dan menelusuri lorong Pasar Triwindu yang memiliki tata letak barang dagangan yang artistik. “Masa Lalu “memiliki makna mengajak pengunjung untuk melihat barang-barang antik yang unik untuk dapat membuat pengunjung bernostalgia mengenang memori masa lalu.
Brand Application
Pictogram
PROMOTIONAL MEDIA
Creative brief dirumuskan untuk menentukan communication objective, what to say, USP, tone & manner. Penentuan media promosi dikembangkan berdasarkan AISAS dengan output berupa Instagram Content Template, Tourism Kit Set, dan Merchandise.

Instagram Template
Instagram menyediakan platform berbasis visual yang lebih baik dan membuatnya nyaman bagi orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain. Instagram dipilih menjadi salah satu media promosi karena Instagram merupakan touchpoint dari kedua target audience (content creator, traveler). Desain akan menggunakan elemen grafis, modular grid, dan treatment photo yang telah ditentukan. Pada setiap konten, akan dirancang layout yang berbeda-beda agar desain menjadi variatif dan ekspresif. 

Tourism Kit
Tourism kit memiliki fungsi untuk memudahkan pengunjung ketika di Pasar Triwindu dan menjadi cinderamata esensial. Tourism kit akan terdiri dari guide book, wristband, postcard, dan sticker.
Merchandise
Merchandise dijual sebagai cinderamata bagi pengunjung yang datang ke Pasar Triwindu. Dapat juga menjadi alternatif barang yang dapat dibeli jika pengunjung tidak membeli barang antik di Pasar Triwindu. 
​​​​​​​​​​​​​​Pasar Triwindu
College final project of Kevin Davia
Visual Communication Design / 15151137
Institut Seni Indonesia Surakarta

Project Team
Art Direction, Brand Strategy & Design: Kevin Davia

©2021
This project is dedicated to my late father and my late best friend.

Triwindu
Published:

Owner

Triwindu

Published: